Hari sabtu, minggu lalu, Hubby mengajak saya ke Yogyakarta untuk bertemu dengan rekanan kerjanya, kakak ngga ikut karena hari sabtu masih masuk sekolah, jadi setelah mengantar kakak ke sekolah kami langsung cuss ke Yogya. Perjalanan ke Djogja lantjar djaya gak pake macet *senangnya*
Sampai di Yogya saya diajak sarapan tahap dua di bakso Pak Kinthel, di bawah flyover janti, kata hubby bakso disitu porsinya sedikit, dan memang benar baksonya cuma sedikit karena teman-teman baksonya yang heboh hahahah! ada tetelan daging sapi, irisan paru goreng, dan irisan bakso goreng, harga semangkuk baksonya Rp 8ribu rupiah saja, ini menurut saya bakso yang murah meriah dan lumayan enak, terutama irisan paru-nya hihihi suka deh!
Pukul 11.00 hubby baru mendapatkan kabar kalau rekanan kerjanya baru bisa ditemui malam hari sekitar pukul 19.00 dan katanya akan membawa keluarganya juga dan minta bertemu di Bale Raos. Setelah itu bingung doong mau ngapain sampe jam 19.00 malam nanti. Akhirnya saya mengajak hubby untuk ke Museum Ullen Sentalu, yang beberapa waktu lalu saya lihat ulasannya di tv dan cukup menarik perhatian saya. Waktu kami berangkat menuju Kaliurang sebenarnya hampir masuk jam makan siang tapi kami menahan untuk tidak makan dulu karena berencana untuk makan di restoran yang ada di Museum Ullen Sentalu, di Beukenhof Restaurant ^__^
Sebenarnya saya ingin sekali bercerita mengenai museum ini menurut versi saya, tapi kalau saya paksakan khawatir malah akan merusak sejarah yang sesungguhnya wkwkwk...jika merunut cerita dari hasil pendengaran saya mengenai museum ini dari awal masuk sampai keluar ruangan museum agak sulit untuk diingat karena terlalu banyak tokoh yang dijelaskan, maka saya membutuhkan mbah wikipedia untuk memberikan penjelasan yang singkat, padat dan jelas tentang Museum ullen Sentalu di blog ini ^^
Di museum ini pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengambil gambar (berfoto), pengunjung hanya diperbolehkan berfoto di ruangan-ruangan tertentu yang sebenarnya nggak terlalu penting untuk difoto :D Saya pun sempat bertanya pada saat di ruang tunggu kepada mbak penjaga tiket masuk, kenapa tidak boleh mengambil foto di dalam? Mbaknya bilang katanya sudah ada copyrightnya, sebenarnya saya agak nggak ngerti juga sama penjelasannya, tapi kalau menurut saya sih mungkin supaya bikin penasaran pengunjung saja seperti apa dalamnya Museum Sentalu itu hihihihi...dan ini adalah museum paling bagus yang pernah saya kunjungi. Museumnya dibuat seolah-olah berada ditengah-tengah hutan karena rimbun sekali dengan pohon-pohon yang besar, benda-benda museum-nya tertata rapi, bersih, educator tournya juga lumayan menghibur, kadang suka bertanya juga pada pengunjung di sela-sela penjelasannya mengenai lukisan-lukisan dan patung-patung yang kita lewati, kek semacam di kasih kuis gitu hahahah!
Baiklah, kita mulai penjelasan dari Mbah Wikipedia ^^ Museum Ullen Sentalu terletak di daerah Pakem, Kaliurang, Kabupaten Sleman, adalah museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram (Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman) beserta koleksi bermacam-macam batik (baik gaya Yogyakarta maupun Surakarta).
Sampai di Yogya saya diajak sarapan tahap dua di bakso Pak Kinthel, di bawah flyover janti, kata hubby bakso disitu porsinya sedikit, dan memang benar baksonya cuma sedikit karena teman-teman baksonya yang heboh hahahah! ada tetelan daging sapi, irisan paru goreng, dan irisan bakso goreng, harga semangkuk baksonya Rp 8ribu rupiah saja, ini menurut saya bakso yang murah meriah dan lumayan enak, terutama irisan paru-nya hihihi suka deh!
Pukul 11.00 hubby baru mendapatkan kabar kalau rekanan kerjanya baru bisa ditemui malam hari sekitar pukul 19.00 dan katanya akan membawa keluarganya juga dan minta bertemu di Bale Raos. Setelah itu bingung doong mau ngapain sampe jam 19.00 malam nanti. Akhirnya saya mengajak hubby untuk ke Museum Ullen Sentalu, yang beberapa waktu lalu saya lihat ulasannya di tv dan cukup menarik perhatian saya. Waktu kami berangkat menuju Kaliurang sebenarnya hampir masuk jam makan siang tapi kami menahan untuk tidak makan dulu karena berencana untuk makan di restoran yang ada di Museum Ullen Sentalu, di Beukenhof Restaurant ^__^
Tiket masuk ke Museum Ullen Sentalu |
Di museum ini pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengambil gambar (berfoto), pengunjung hanya diperbolehkan berfoto di ruangan-ruangan tertentu yang sebenarnya nggak terlalu penting untuk difoto :D Saya pun sempat bertanya pada saat di ruang tunggu kepada mbak penjaga tiket masuk, kenapa tidak boleh mengambil foto di dalam? Mbaknya bilang katanya sudah ada copyrightnya, sebenarnya saya agak nggak ngerti juga sama penjelasannya, tapi kalau menurut saya sih mungkin supaya bikin penasaran pengunjung saja seperti apa dalamnya Museum Sentalu itu hihihihi...dan ini adalah museum paling bagus yang pernah saya kunjungi. Museumnya dibuat seolah-olah berada ditengah-tengah hutan karena rimbun sekali dengan pohon-pohon yang besar, benda-benda museum-nya tertata rapi, bersih, educator tournya juga lumayan menghibur, kadang suka bertanya juga pada pengunjung di sela-sela penjelasannya mengenai lukisan-lukisan dan patung-patung yang kita lewati, kek semacam di kasih kuis gitu hahahah!
Pintu masuk Museum Ullen Sentalu |
Hal-hal yang perlu diperhatikan ^_^ |
Baiklah, kita mulai penjelasan dari Mbah Wikipedia ^^ Museum Ullen Sentalu terletak di daerah Pakem, Kaliurang, Kabupaten Sleman, adalah museum yang menampilkan budaya dan kehidupan para bangsawan Dinasti Mataram (Kasunanan Surakarta, Kesultanan Yogyakarta, Praja Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman) beserta koleksi bermacam-macam batik (baik gaya Yogyakarta maupun Surakarta).
Museum ini juga menampilkan tokoh raja-raja beserta permaisurinya dengan berbagai macam pakaian yang dikenakan sehari-harinya.
Nama Ullen Sentalu merupakan singkatan dari bahasa Jawa: “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” yang artinya
adalah “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah
dan meniti kehidupan”. Filsafah ini diambil dari sebuah lampu minyak
yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit
(blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan
dan menerangi perjalanan hidup kita. Museum ini didirikan oleh salah
seorang bangsawan Yogyakarta yang dikenal sangat dekat dengan keluarga keraton Surakarta dan Yogyakarta.
Di Museum Ullen Sentalu, dapat diketahui bagaimana para leluhur Jawa membuat batik yang memiliki
arti dan makna yang mendalam di dalam setiap coraknya. Ada juga berbagai
sejarah mengenai keadaan budaya Jawa kuno dengan segala aturannya.
Keadaan museum yang dibangun dengan baik, mampu membuat pengunjung
seperti terserap ke masa Jawa kuno yang mengagumkan. (source wikipedia)
Setelah berkeliling, pengunjung akan disuguhi minuman Jamu ratu mas, rasanya seperti wedang jahe hangat yang wangi daun pandan. Di ruangan ini pengunjung diperbolehkan berfoto, dan hanya ini yang dapat diambil fotonya hahahah!
Setelah berkeliling, pengunjung akan disuguhi minuman Jamu ratu mas, rasanya seperti wedang jahe hangat yang wangi daun pandan. Di ruangan ini pengunjung diperbolehkan berfoto, dan hanya ini yang dapat diambil fotonya hahahah!
Cheers! |
Waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 yang artinya, perut sudah krucuk-krucuk hihihihi....setelah tour selesai kami dipersilakan untuk melihat-lihat butik batik dan singgah di Beukenhof Restaurant, di sini pengunjung bisa berfoto sepuas-puasnya. Kami langsung naik ke Beukenhof restaurant untuk late lunch ^^
Iced Mint Tea |
Hot Chocolate, ini enak Aseli |
Roasted Chicken Wing |
Beef Burger |
Beukenhof Restaurant |
Selesai makan, saya berfoto-foto dulu di pintu keluar museum sebelum kembali ke Yogyakarta
Happy Traveling!
No comments:
Post a Comment